4 Efek Samping Anak Kekurangan Gizi

Efek Samping Anak Kekurangan Gizi | Kondisi gizi buruk terjadi saat tubuh menerima nutrisi dalam jumlah yang tidak mencukupi atau berlebihan. Dampaknya terhadap kesehatan tidak bisa diabaikan. Selain melemahkan sistem kekebalan tubuh, hal ini dapat memicu berbagai penyakit serius seperti penyakit jantung atau diabetes tipe 2.

Penyebab gizi buruk bisa bermacam-macam, mulai dari pola makan yang tidak sehat, sulitnya akses terhadap makanan yang bergizi, diet yang ekstrim, hingga gangguan atau penyakit pada saluran pencernaan.

Efek Samping Anak Kekurangan Gizi

Pada anak-anak, kekurangan gizi dapat mengakibatkan:

  1. Gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan

Setiap anak memiliki perkembangan yang unik. Namun, ada beberapa masalah atau perubahan yang tidak biasa yang dapat mengganggu perkembangan anak, bahkan dalam jangka panjang. Sebagai orang tua, penting untuk memahami berbagai jenis masalah perkembangan anak.

Berikut beberapa jenis gangguan perkembangan yang umum terjadi pada anak. Orang tua perlu memahami masalah perkembangan yang paling umum dan variasinya:

  1. Autism Spectrum Disorder (Gangguan Spektrum Autisme)

Autism spectrum disorder (ASD) atau autisme merupakan sebuah gangguan perkembangan saraf yang mempengaruhi cara seseorang berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Ini adalah gangguan perkembangan serius yang memengaruhi kemampuan individu dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial, serta memengaruhi sistem saraf.

Gejala ASD dapat bervariasi dalam rentang dan keparahan, tetapi umumnya meliputi kesulitan dalam berkomunikasi, interaksi sosial yang sulit, minat yang obsesif, dan perilaku repetitif.

Pengenalan dini serta pemberian terapi perilaku, pendidikan, dan dukungan keluarga dapat membantu mengurangi gejala ASD dan mendukung perkembangan serta pembelajaran individu yang bersangkutan.

  1. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (Gangguan Perhatian Hiperaktif)

ADHD adalah suatu kondisi kronis yang ditandai oleh kesulitan dalam mempertahankan fokus, hiperaktif, dan perilaku impulsif. Biasanya ADHD mulai muncul pada masa kanak-kanak dan dapat terus berlanjut hingga dewasa.

Kondisi ini dapat menyebabkan rendah diri, masalah dalam hubungan interpersonal, serta kesulitan dalam lingkungan sekolah atau pekerjaan.

Gejala ADHD meliputi keterbatasan perhatian dan hiperaktif. Perawatan ADHD meliputi penggunaan obat-obatan dan terapi bicara.

  1. Gangguan Kecemasan

Rasa takut dan kecemasan adalah bagian normal dari masa kanak-kanak. Takut adalah respons alami terhadap bahaya atau ancaman, sementara kecemasan adalah respons terhadap kemungkinan ancaman.

Biasanya, rasa takut dan kecemasan pada anak-anak hanya berlangsung sementara dan menunjukkan bahwa mereka sedang belajar menyelesaikan masalah sendiri. Orang tua dan pengasuh memiliki peran penting dalam membantu anak-anak memahami dan mengatasi rasa takut dan kecemasan mereka.

  1. Gangguan Belajar

Ada beberapa jenis kesulitan belajar yang meliputi kesulitan dalam berhitung (dikenal sebagai Dikalkulia), kesulitan dalam menulis (disebut Disgrafia), dan kesulitan dalam membaca (yang disebut Disleksia).

  1. Central Auditory Processing Disorder (Gangguan Pemrosesan Pendengaran Sentral)

Gangguan yang mempengaruhi kemampuan untuk memahami pembicaraan merupakan kondisi yang belum diketahui penyebab pastinya hingga saat ini. Kemungkinan dapat terkait dengan infeksi telinga, kelahiran prematur, atau trauma kepala.

Gejalanya mencakup kesulitan dalam memahami pembicaraan di lingkungan berisik, kesulitan dalam mengikuti petunjuk, dan kesulitan membedakan antara suara yang serupa.

Penanganannya mungkin melibatkan modifikasi lingkungan, seperti penggunaan perangkat bantu dengar, dan kerja sama dengan terapis.

Gangguan lainnya yang bisa saja terjadi juga adalah Cerebral Palsy (Kelumpuhan Otak), Gangguan Perilaku, dan Keterbelakangan Mental.

  1. Menurunnya tingkat kecerdasan serta prestasi akademik

Salah satu faktor yang dapat mengurangi kecerdasan anak adalah kekurangan gizi atau stunting. Anak-anak yang mengalami stunting tidak hanya menghadapi kendala dalam pertumbuhan fisik mereka, tetapi juga mengalami hambatan dalam perkembangan otak.

Sebagaimana yang disebutkan di situs fk.ui.ac.id, stunting pada 1000 hari pertama kehidupan anak dapat mengganggu dan menurunkan tingkat kecerdasannya. Hal ini juga dapat berdampak pada kesehatan fisik mereka di masa dewasa nanti.

  1. Efek Samping Anak Kekurangan Gizi: Berat badan kurang

Sebenarnya ada banyak faktor yang dapat menyebabkan penurunan berat badan pada anak. Mulai dari penyakit, kekurangan gizi, hingga metabolisme tubuh yang rendah.

Penting bagi ibu untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan berat badan anak secara cermat, karena hal ini dapat memiliki konsekuensi jangka panjang pada anak.

Salah satu penyebab lain dari kekurusan pada anak adalah masalah hormonal.

  1. Stunting

Secara sederhana, stunting adalah istilah untuk masalah pertumbuhan pada anak. Banyak orang tidak menyadari bahwa tinggi pendeknya anak dapat menjadi tanda adanya masalah gizi kronis.

Penting untuk dicatat bahwa anak pendek belum tentu mengalami stunting, tetapi anak yang mengalami stunting pasti memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari yang seharusnya. Anak-anak yang memiliki asupan gizi yang terbatas sejak dini dan berlangsung lama berisiko mengalami hambatan pertumbuhan.

Menurut World Health Organization (WHO), sebuah negara dianggap memiliki masalah stunting jika angka kasusnya melebihi 20%. Di Indonesia, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan pada tahun 2021, prevalensi stunting pada balita mencapai 24,4%, sehingga ini merupakan masalah yang harus ditangani secara serius.