Gizi Anak Usia 1-2 Tahun | Memberikan asupan gizi yang memadai bagi anak penting dilakukan tidak hanya saat mereka mulai makan padat (MPASI), tetapi juga saat mereka berusia balita. Seiring bertambahnya usia, balita mulai mengembangkan preferensi makanan mereka sendiri.
Pada masa ini, penting bagi ibu untuk mencari cara agar anak tetap menerima asupan gizi yang baik dan nutrisi yang dibutuhkan untuk perkembangan optimal. Berikut adalah panduan untuk memastikan kebutuhan gizi seimbang terpenuhi pada balita agar perkembangannya berjalan secara optimal.
Gizi Anak Usia 1-2 Tahun
Kebutuhan Gizi Harian Anak Usia 1-2 Tahun
Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2013, berikut adalah status kebutuhan gizi makro harian untuk balita usia satu sampai tiga tahun:
– Energi: 1125 kilokalori (kkal)
– Protein: 26 gram
– Karbohidrat: 155 gram
– Lemak: 44 gram
– Air: 1200 mililiter (ml)
– Serat: 16 gram
Sedangkan kebutuhan zat gizi mikro harian untuk anak-anak meliputi:
Vitamin:
– Vitamin A: 400 mikrogram (mcg)
– Vitamin D: 15 mcg
– Vitamin E: 6 miligram (mg)
– Vitamin K: 15 mcg
Adapun takaran dan jenis mineral yang dibutuhkan oleh si kecil usia 1-3 tahun adalah sebagai berikut:
Mineral:
– Kalsium: 650 gram
– Fosfor: 500 gram
– Magnesium: 60 miligram (mg)
– Natrium: 1000 mg
– Besi: 8 mg
Mineral-mineral tersebut merupakan kebutuhan gizi makro dan mikro yang perlu dipenuhi pada balita usia 1 hingga 3 tahun untuk menjaga kesehatan si kecil.
Panduan Menu dan Pola Makan
Berikut adalah panduan menu dan pola makan untuk anak usia 1-3 tahun, yang diambil dari Healthy Children:
KarboHidrat
Anak usia 1-3 tahun sebaiknya mengonsumsi makanan sehat tiga kali sehari serta dua kali camilan. Namun, penting untuk memastikan bahwa camilan yang diberikan tetap sehat bagi balita.
Menu makanan dapat disesuaikan dengan selera dan kebutuhan gizi anak serta anggota keluarga lainnya. Mengingat anak usia dua tahun sudah semakin aktif berbicara, menu makanan dapat disesuaikan dengan kebutuhan gizi yang seimbang untuk balita.
Karbohidrat terbagi menjadi dua jenis, yaitu karbohidrat kompleks dan sederhana. Karbohidrat sederhana, yang sering disebut sebagai gula, dapat ditemukan dalam gula putih, buah-buahan, susu, madu, dan permen.
Karbohidrat kompleks, sebaliknya, lebih sulit dicerna dan membuat anak lebih lama kenyang. Contoh makanan yang mengandung karbohidrat kompleks antara lain umbi-umbian (kentang dan ubi), roti, pasta, jagung, gandum, dan singkong.
Selain memenuhi kebutuhan karbohidrat, makanan-makanan tersebut juga mengandung vitamin, mineral, dan serat yang membantu pencernaan serta memenuhi kebutuhan nutrisi balita secara keseluruhan.
Protein
Untuk memenuhi kebutuhan protein balita, ada beberapa jenis makanan yang bisa dipilih, baik dari produk hewani maupun nabati, dengan kadar protein yang berbeda.
Produk hewani memiliki kandungan protein yang lebih tinggi, antara lain susu, telur, daging, ayam, dan makanan laut.
Sementara itu, produk nabati seperti kacang-kacangan, sayuran, dan biji-bijian memiliki kandungan protein yang lebih rendah. Berikut penjelasan mengenai jenis protein yang bisa memenuhi kebutuhan gizi balita.
Lemak
Untuk meningkatkan asupan lemak pada balita, penting untuk memperhatikan kualitas lemak yang dikonsumsi dan menyesuaikannya dengan kebutuhan kalori anak. Perhatikan sumber lemak yang dikonsumsi, apakah termasuk dalam kategori lemak sehat atau tidak.
Menurut rekomendasi dari American Heart Association, anak usia 2-3 tahun sebaiknya mengonsumsi lemak total sekitar 30 hingga 35 persen dari total kalori yang dikonsumsi.
Sementara itu, untuk anak usia 4-18 tahun, kadar lemak yang direkomendasikan adalah sekitar 25-35 persen dari total kalori harian.
Beberapa sumber lemak tak jenuh yang baik dapat diperoleh dari kacang-kacangan, ikan, dan minyak sayur.
Serat
Berbagai jenis makanan mengandung serat, namun menurut survei yang dipublikasikan dalam Journal of Human Nutrition and Dietetics, 95 persen balita dan orang dewasa tidak mendapatkan asupan serat yang cukup.
Anak-anak dan balita seringkali tidak mencapai kebutuhan serat harian yang direkomendasikan.
Padahal, makanan yang kaya serat dapat membantu mengatur nafsu makan, menjaga kadar gula darah tetap stabil, dan menjaga berat badan balita tetap ideal.
Buat menu makanan kaya serat untuk porsi balita, seperti apel, wortel, pisang, oatmeal, atau juga roti gandum.
Tambahkan pilihan makanan lain yang kaya akan nutrisi lainnya untuk menstimulasi selera makan balita Anda.
Cairan
Kids Health menyebutkan bahwa tingkat butuh cairan balita tergantung faktor usia, besarnya tubuh, tingkat kesehatan, tingkat keaktivan, dan kondisi cuaca, misalnya suhu udara dan kelembapan.
Biasanya, balita akan minum lebih banyak saat mereka sedang aktif bergerak, misalnya saat bermain olahraga atau bermain fisik.
Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2013, kebutuhan cairan bagi balita usia 2-5 tahun adalah sebagai berikut:
– Balita usia 1-3 tahun: 1200 ml
– Balita usia 4-6 tahun: 1500 ml
Asupan cairan tidak hanya bisa dipenuhi lewat air putih, namun juga bisa anda peroleh dari susu UHT, atau juga susu formula konsumsi harian balita.
Anda dapat memberikan air putih pada balita saat bangun tidur pagi, setelah makan, atau setelah beraktivitas fisik.
Setelah beraktivitas fisik atau bermain, anak membutuhkan cairan untuk menggantikan yang hilang melalui keringat.
Susu bisa diberikan sebagai camilan atau sebelum tidur.
Balita usia 1-5 tahun sangat aktif dan membutuhkan banyak cairan untuk mengganti kehilangan cairan.
Balita rentan mengalami dehidrasi karena sering kali mengabaikan rasa haus saat mereka sedang asyik bermain.