6 Gizi Seimbang Anak Sekolah, untuk Anak Sehat Cerdas             

Detailsguru.com | Gizi Seimbang Anak Sekolah | Anak sekolah membutuhkan gizi seimbang untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan optimal.

Tahap perkembangan usia sekolah dasar (middle childhood) adalah salah satu tahap penting yang sering diabaikan dalam perkembangan manusia. Pada tahap ini, fungsi kognitif anak mulai berkembang lebih baik dibandingkan masa sebelumnya.

Zat gizi mempengaruhi perkembangan kognitif anak, dan penelitian menunjukkan bahwa malnutrisi serta kekurangan zat gizi mikro seperti zat besi, yodium, seng, dan folat berhubungan dengan kemampuan kognitif yang buruk pada anak.

Anak-anak memiliki risiko tinggi mengalami defisiensi zat gizi yang parah.

Penambahan berat badan anak usia prasekolah (4-6 tahun) berkisar antara 0,7-2,3 kg dan tinggi badan bertambah 0,9-1,2 cm per tahun, sehingga tubuh mereka tampak kurus.

Pada usia 7-10 tahun, berat badan anak bertambah sekitar 2 kg dan tinggi badan meningkat 5-6 cm setiap tahun. Perkembangan mental anak dapat terlihat dari kemampuan mereka menolak makanan yang ditawarkan.

Penelitian juga menunjukkan bahwa pada usia ini, banyak anak hanya mau makan satu jenis makanan selama berminggu-minggu (food jag).

Gizi Seimbang Anak Sekolah

Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh berdasarkan jenis kelamin, usia, dan status kesehatan.

Konsumsi makanan dengan pola gizi seimbang perlu memperhatikan empat prinsip dasar:

  • Mengonsumsi aneka ragam makanan,
  • Menjalani perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),
  • Melakukan aktivitas fisik, dan
  • Memantau berat badan ideal.

Berikut ini adalah pesan gizi seimbang untuk anak usia 6-9 tahun.

1. Gizi Seimbang Anak Sekolah: Makan 3 Kali Sehari

Kebutuhan zat gizi anak usia 6-9 tahun dipenuhi dengan makan utama tiga kali sehari (sarapan, makan siang, dan makan malam) serta makanan selingan sehat.

Bagi anak sekolah, sarapan sangat dianjurkan agar saat menerima pelajaran (1-2 jam setelah makan), gula darah naik dan dapat digunakan sebagai sumber energi otak. Otak mendapatkan energi terutama dari glukosa.

2. Konsumsi Ikan dan Sumber Protein Selainnya

Biasakan mengonsumsi ikan dan sumber protein lainnya. Ikan adalah sumber protein hewani, sedangkan tempe dan tahu adalah sumber protein nabati. Sumber protein hewani lainnya meliputi ayam, daging, seafood, telur ayam, susu, dan keju.

Protein berfungsi untuk pertumbuhan, mempertahankan sel atau jaringan yang sudah terbentuk, serta mengganti sel yang rusak, sehingga sangat penting dalam masa pertumbuhan.

Konsumsi ikan, telur, dan susu bagi anak usia 6-9 tahun sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan, serta meningkatkan daya ingat dan kognitif di sekolah.

3. Gizi Seimbang Anak Sekolah: Konsumsi Sayuran dan Buah

Perbanyak mengonsumsi sayuran dan cukup buah-buahan. Sayuran hijau dan berwarna adalah sumber vitamin, mineral, serat, dan senyawa bioaktif yang berperan sebagai antioksidan.

Buah-buahan, terutama yang berwarna hitam, ungu, dan merah, juga kaya akan vitamin, mineral, serat, dan antioksidan.

Disarankan untuk mengonsumsi lebih banyak sayuran daripada buah karena buah juga mengandung gula, dengan beberapa jenis buah memiliki kandungan gula yang sangat tinggi sehingga rasanya sangat manis.

Konsumsi buah yang sangat manis dan rendah serat sebaiknya dibatasi karena kandungan fruktosa dan glukosanya yang tinggi.

Mengonsumsi sayuran dan buah-buahan sebaiknya bervariasi untuk mendapatkan beragam sumber vitamin, mineral, dan serat.

Sayuran bisa dimasak dengan dipotong kecil-kecil dan ditambahkan ke dalam makanan yang disukai anak, seperti telur sayur, bakso bayam, rolade wortel, atau jus nanas sawi.

4. Berikan Bekal Makanan dan Air Putih

Biasakan membawa bekal makanan dan air putih dari rumah. Dengan membawa bekal dari rumah, anak tidak perlu mengonsumsi jajanan yang kualitasnya kadang tidak terjamin.

Selain itu, penting juga untuk membawa air putih karena minum air putih dalam jumlah yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan.

Bekal yang dibawa anak sekolah tidak hanya penting untuk pemenuhan zat gizi, tetapi juga berfungsi sebagai alat pendidikan gizi, terutama bagi orang tua.

Guru dapat melakukan penilaian berkala terhadap unsur gizi seimbang dalam bekal anak dan berkomunikasi dengan orang tua untuk memberikan masukan.

5. Kurangi Jajan Makanan cepat saji, Manis, Asin, dan Berlemak

Kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji dan jajanan sudah menjadi umum, terutama di kalangan masyarakat perkotaan.

Sebagian besar makanan cepat saji tinggi kandungan gula, garam, dan lemak, yang tidak baik bagi kesehatan.

6. Sikat Gigi Pagi dan Malam

Biasakan menyikat gigi setidaknya dua kali sehari, setelah makan pagi dan sebelum tidur. Setelah makan, sisa makanan sering tertinggal di sela-sela gigi.

Sisa makanan ini akan dimetabolisme oleh bakteri, menghasilkan asam yang dapat menyebabkan pengeroposan gigi. Membersihkan gigi setelah makan adalah langkah penting untuk menghindari pengeroposan atau kerusakan gigi.

Saat tidur, bakteri akan tumbuh pesat jika ada sisa makanan di sela-sela gigi, yang dapat menyebabkan kerusakan gigi.