Gizi Anak dan Remaja, Nutrisi untuk Menunjang Prestasi

Gizi Anak dan Remaja | Isu gizi pada anak dan remaja di Indonesia masih kurang mendapat perhatian yang memadai. Masa anak dan remaja merupakan periode kritis di mana terjadi pertumbuhan dan perkembangan pesat yang sangat penting bagi kehidupan di masa mendatang.

Pada tahap ini, terjadi percepatan pertumbuhan organ fisik dan reproduksi yang sangat krusial dan membutuhkan kontribusi zat gizi yang memadai. Namun, di sisi lain, proses transisi menuju dewasa membuat anak merasa telah matang dan merasa cukup mandiri untuk memenuhi kebutuhan gizinya.

Gizi Anak dan Remaja

  1. Kebutuhan Gizi Anak Usia Dini

Gizi merupakan substansi pembentuk tubuh manusia yang diperlukan untuk menjaga dan memperbaiki jaringan tubuh agar fungsi tubuh dapat berjalan dengan optimal.

Gizi seimbang merujuk pada komposisi harian makanan yang mengandung zat-zat gizi sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip-prinsip gizi seimbang. Penting untuk dicatat bahwa makanan bergizi dan beragam tidak selalu memerlukan biaya yang tinggi.

Manfaat Gizi Seimbang untuk Anak adalah:

  1. Menjaga kesehatan tubuh.
  2. Meningkatkan aktivitas fisik dan kekuatan tubuh.
  3. Mendorong semangat dalam beraktivitas.

2. Gizi Seimbang Anak Sekolah

Tahap perkembangan usia sekolah dasar (middle childhood) merupakan salah satu fase yang penting namun seringkali terabaikan dalam perkembangan manusia. Saat anak mengalami tahap perkembangan ini, fungsi kognitifnya mulai meningkat secara signifikan dibanding masa sebelumnya.

Zat gizi memiliki peran penting dalam memengaruhi perkembangan kognitif anak. Riset menunjukkan bahwa malnutrisi dan kekurangan zat gizi mikro seperti zat besi, yodium, seng, dan folat dapat berpengaruh terhadap kemampuan kognitif anak. Anak-anak pada tahap ini memiliki risiko tinggi mengalami kekurangan zat gizi yang serius.

Pertumbuhan berat badan anak pada usia prasekolah (4-6 tahun) berkisar antara 0,7-2,3 kg, sementara tinggi badan meningkat sekitar 0,9-1,2 cm per tahun, yang menyebabkan penampilan tubuh mereka tampak kurus. Pada usia 7-10 tahun, berat badan anak bertambah sekitar 2 kg dan tinggi badan meningkat sekitar 5-6 cm setiap tahun.

Perkembangan mental anak dapat dilihat dari kemampuannya untuk menolak makanan yang ditawarkan. Penelitian juga menunjukkan bahwa pada usia ini, banyak anak hanya bersedia makan satu jenis makanan selama berminggu-minggu (food jag).

  1. Gizi Anak Remaja dan Dewasa

Menjaga agar status gizi tetap baik pada anak usia remaja adalah salah satu langkah untuk pencegahan penyakit stunting dan juga untuk penurunan angka terjadinya kematian ibu dan anak.

Definisi remaja menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014 adalah individu dalam kisaran usia 10–18 tahun.

Saat memasuki periode remaja, anak akan mengalami masa pubertas yang ditandai dengan pertumbuhan fisik, serta perkembangan mental, kognitif, dan psikis. Kondisi gizi yang tidak terpenuhi pada tahap ini dapat mengakibatkan gangguan dan hambatan dalam pertumbuhan remaja.

Beberapa masalah terkait asupan gizi pada remaja meliputi:

Gangguan Makan

Gangguan makan pada remaja sering disebabkan oleh obsesi untuk menurunkan berat badan. Gejala seseorang dengan gangguan makan termasuk kontrol ketat terhadap asupan makanan, penurunan berat badan yang drastis, dan ketidakmampuan mengalami menstruasi karena masalah hormonal.

Obesitas

Obesitas terjadi ketika asupan gizi melebihi kebutuhan tubuh, mengakibatkan penumpukan berlebihan lemak.

Kurang Energi Kronis

Kondisi seperti ini disebabkan pola makan terlalu sedikit dan sangat tidak mencukupi kebutuhan tubuh, atau bahkan di bawah dari jumlah kebutuhan gizi harian.

Anemia

Anemia karena kekurangan zat besi sering terjadi pada remaja perempuan. Untuk mencegahnya, diperlukan asupan makanan dari sumber berkualitas tinggi seperti daging, hati, ayam, serta makanan tinggi vitamin C untuk meningkatkan penyerapan zat besi.

Gizi Seimbang menurut Kementerian Kesehatan RI tahun 2014 adalah susunan makanan harian yang mengandung zat gizi sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih, dan pemantauan berat badan secara teratur.

Hal ini bertujuan untuk menjaga berat badan normal, mencegah masalah gizi, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Ada empat pilar utama yang perlu diketahui untuk memahami gizi seimbang, yaitu 4 pilar gizi seimbang.

Prinsip gizi seimbang memiliki empat pilar utama:

  1. Mengonsumsi Makanan dengan Beraneka Ragam

Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang tidak hanya terbatas pada satu jenis makanan, hal ini karena semakin banyak ragam jenis makanan dikonsumsi, maka semakin mencukupi kebutuhan asupan gizi tubuh harian.

  1. Menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat

Pola hidup sehat bersih sangat penting agar jauh dari penyakit, seperti penyakit infeksi kuman, serangn bakteri, atau juga infeksi virus. Sistem kekebalan tubuh yang kuat akan membantu melawan radikal bebas dan mencegah penyakit.

  1. Melakukan Aktivitas Fisik

Penting untuk menyeimbangkan asupan gizi yang berlebihan dengan aktivitas fisik guna menghindari peningkatan risiko obesitas, penyakit jantung, dan masalah kesehatan serius lainnya.

  1. Menjaga Berat Badan Ideal

Pemantauan terus-menerus terhadap berat badan diperlukan agar menghindari underweight atau obesitas, yang dapat menyebabkan berbagai penyakit.

Pemerintah Indonesia telah menginisiasi program gizi yang dikenal sebagai “Isi Piringku,” menggantikan konsep makanan empat sehat lima sempurna yang sudah familiar di kalangan masyarakat. Tujuan dari program ini adalah meningkatkan pemahaman masyarakat tentang gizi seimbang. Berikut penjelasan mengenai “Isi Piringku”:

  1. 1/6 bagian piring berupa berbagai jenis buah dengan warna yang beragam.
  2. 1/6 bagian piring berisi sumber protein baik dari hewan maupun tanaman.
  3. 1/3 bagian piring berupa makanan pokok yang mengandung karbohidrat kompleks (biji-bijian/beras), dengan membatasi karbohidrat sederhana (gula, tepung, dan produk turunannya).
  4. 1/3 bagian piring berupa beragam jenis sayuran.

Remaja memerlukan zat gizi makro seperti karbohidrat, lemak, dan protein, serta zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral yang tersedia dalam “Isi Piringku” untuk memenuhi kebutuhan energi dalam menjalani aktivitas fisik sehari-hari.

Hal ini menjadi kunci bagi remaja perempuan sebagai calon ibu di masa depan untuk memastikan kelahiran generasi emas yang bebas dari stunting. Oleh karena itu, persiapan sejak dini dan perhatian terhadap asupan gizi saat ini dan masa mendatang sangatlah penting.