Detailsguru.com | Penyebab Anemia Pada Anak Kecil | Kurang darah atau yang dikenal dengan anemia adalah kondisi di mana tubuh tidak mendapatkan asupan darah yang cukup sesuai dengan kebutuhannya.
Gangguan kesehatan ini terjadi karena tubuh kesulitan memproduksi sel darah merah, sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan yang ada.
Penyebab anemia bisa berupa kerusakan sel darah merah, perdarahan hebat, serta penurunan drastis jumlah hemoglobin dan sel darah merah.
Anemia sering dikaitkan dengan remaja dan dewasa karena kelompok usia ini lebih rentan mengalami gangguan kesehatan tersebut. Namun, anemia juga bisa terjadi pada anak-anak.
Oleh karena itu, orang tua harus lebih memperhatikan kondisi kesehatan anak-anak mereka. Jadi, apa sebenarnya yang menyebabkan anak-anak mengalami anemia? Berikut pembahasannya!
Daftar Isi
- 1 Penyebab Anemia Pada Anak Kecil
- 1.1 1. Mengalami cedera atau luka berat
- 1.2 2. Infeksi kronis
- 1.3 3. Efek samping konsumsi obat tertentu atau paparan bahan kimia tertentu
- 1.4 4. Adanya kelainan genetik, seperti anemia sel sabit atau thalasemia
- 1.5 5. Kekurangan nutrisi atau gizi tertentu, seperti vitamin B12, asam folat, atau zat besi
- 2 Gejala Anemia pada Anak
- 3 Cara Menangani Anemia pada Anak
Penyebab Anemia Pada Anak Kecil
Ternyata, ada banyak faktor yang bisa menyebabkan anemia pada anak, antara lain:
1. Mengalami cedera atau luka berat
Anemia dapat disebabkan oleh perdarahan berat yang terjadi secara perlahan dalam jangka waktu lama atau secara mendadak.
Hal ini bisa disebabkan oleh banyak hal, misalnya sebagai efek obat tertentu (misalnya seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)), kanker usus, radang lambung, wasir, dan masalah menstruasi.
Anemia karena cedera luka berat juga dapat muncul karena adanya infeksi cacing tambang penghisap darah dinding usus.
2. Infeksi kronis
Jika Anda menderita anemia akibat penyakit kronis, beberapa sel dalam tubuh Anda menahan zat besi daripada melepaskannya, sehingga tubuh tidak dapat menggunakan zat besi tersebut untuk memproduksi sel darah merah baru.
3. Efek samping konsumsi obat tertentu atau paparan bahan kimia tertentu
Beberapa obat yang dilaporkan berisiko menyebabkan anemia aplastik antara lain antibiotik chloramphenicol serta obat anti-inflamasi nonsteroid seperti indomethacin dan fenylbutazon. Meskipun kasusnya jarang, penggunaan obat-obat ini dapat meningkatkan risiko terjadinya anemia aplastik.
4. Adanya kelainan genetik, seperti anemia sel sabit atau thalasemia
Thalasemia adalah kelainan darah bawaan yang disebabkan oleh kelainan hemoglobin. Hal ini terjadi akibat ketidakmampuan sumsum tulang untuk memproduksi protein yang diperlukan dalam pembentukan hemoglobin.
Akibatnya, sel darah merah mengalami kerusakan, yang menyebabkan penderitanya mengalami anemia atau kekurangan darah.
5. Kekurangan nutrisi atau gizi tertentu, seperti vitamin B12, asam folat, atau zat besi
Kekurangan vitamin B12 yang parah dapat menyebabkan kerusakan saraf, yang mengakibatkan gejala seperti kesemutan atau hilangnya sensasi di tangan dan kaki, kelemahan otot, kehilangan refleks, kesulitan berjalan, kebingungan, dan demensia.
Sementara itu, kekurangan folat dapat menyebabkan cacat lahir serius yang dikenal sebagai cacat tabung saraf, seperti spina bifida dan anencephaly. Kekurangan folat juga dapat meningkatkan risiko solusio plasenta, yaitu kondisi di mana plasenta terpisah dari dinding rahim.
Gejala kekurangan zat besi meliputi:
- – Kelelahan dan kelemahan
- – Kulit dan bagian bawah mata tampak pucat
- – Denyut jantung cepat atau tidak teratur
Masalah kesehatan lain yang juga memunculkan anemia pada anak di antaranya yaitu anemia hemolitik, gagal ginjal, hipotiroidisme, gangguan autoimun, dan masalah pada sumsum tulang.
Anemia pada anak juga disebabkan karena Mengidap kanker, terutama kanker darah atau leukemia.
Gejala Anemia pada Anak
Anemia pada anak sering kali tidak menunjukkan gejala yang khas pada fase awal. Bahkan, banyak anak yang mengalami anemia tanpa merasakan keluhan apapun.
Karena sulit dikenali, banyak kasus anemia baru terdeteksi ketika sudah berkembang menjadi lebih serius dan menunjukkan komplikasi, seperti gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak atau masalah pada organ tubuh tertentu, seperti otak, ginjal, dan jantung.
Namun, anak biasanya akan menunjukkan gejala sebelum anemia menjadi lebih buruk. Beberapa gejala dan tandanya adalah sebagai berikut:
- – Sesak napas
- – Sering mengalami infeksi
- – Mata terlihat menguning
- – Jantung berdebar
- – Luka yang sulit sembuh
- – Kulit pucat atau tampak kekuningan
- – Tubuh terlihat lelah dan lemas
- – Kurang interaksi
- – Sakit kepala atau organ tubuh lainnya.
Pada anak yang sudah sekolah, gejala biasanya berupa kesulitan belajar dan berkonsentrasi. Tanda-tanda anemia sering kali disalahartikan sebagai gangguan kesehatan lainnya.
Cara Menangani Anemia pada Anak
Penanganan anemia pada anak tergantung pada penyebabnya. Beberapa cara untuk mengatasi anemia meliputi:
- – Memberikan suplemen zat besi, jika anemia terjadi karena kekurangan zat besi.
- – Pemberian obat cacing atau antibiotik, jika anemia disebabkan oleh infeksi bakteri atau parasit.
- – Menghentikan atau mengganti obat yang menyebabkan anemia, jika anemia disebabkan oleh efek samping obat-obatan.
- – Melakukan proses Transfusi darah pada anemia anak yang parah.
- – Transplantasi sumsum tulang, jika anak mengidap anemia aplastik atau ada gangguan pada sumsum tulang.
Untuk mencegah anemia pada anak, pastikan kebutuhan zat besinya terpenuhi dengan memberikan makanan tinggi zat besi atau suplemen zat besi sesuai anjuran dokter.