4 Edukasi Gizi Buruk Pada Anak, Agar Anak Menghindarinya

Detailsguru.com | Edukasi Gizi Buruk Pada Anak | Fase Masa Kanak-Kanak, adalah fase perkembangan yang dimulai dari usia 1 atau 2 tahun hingga 10-12 tahun.

Fase ini dibagi lagi menjadi dua kategori, yaitu masa kanak-kanak awal (early childhood) antara usia 1-6 tahun, dan masa kanak-kanak akhir (later childhood) antara usia 6-12 tahun.

Sementara itu, gizi buruk adalah kondisi di mana berat badan anak menurut panjang atau tinggi badan (BB/TB) lebih rendah dibandingkan dengan rentang angka normal untuk anak seusianya.

Edukasi gizi adalah metode dan upaya untuk meningkatkan pengetahuan gizi dan perilaku makan guna mencapai status gizi yang optimal.

Edukasi Gizi Buruk Pada Anak

1. Pahamkan Anak Tentang Apa Itu Gizi Buruk

Dalam hal ini ajarkan anak tentang Pengertian gizi buruk, yang sering disebut malnutrisi, yaitu kondisi serius di mana asupan makanan seseorang tidak sesuai dengan nutrisi yang dibutuhkan. Kondisi ini merupakan masalah serius yang perlu ditangani dengan segera.

Pahamkan anak juga bahwa Gejala gizi buruk meliputi tubuh lemah dan lesu, kesemutan di kaki, detak jantung yang cepat, nyeri dan radang pada lidah, kulit pucat, sesak napas, dan sakit dada.

Gunakan media visual dan audio menarik untuk mendukung penyampaian materi mengenai hal ini kepada anak-anak.

2. Pahamkan Anak Penyebab dan Dampak Gizi buruk

Pahamkan anak bahwa gizi buruk dapat terjadi karena kurangnya ketersediaan bahan makanan berkualitas baik. Selain itu, gizi buruk juga sering disebabkan oleh gangguan penyerapan nutrisi akibat penyakit kronis, seperti diare kronis atau TBC.

Pahamkan juga kepada anak bahwa Dampak Gizi Buruk yang Mungkin Terjadi dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang, penurunan tingkat kecerdasan dan prestasi akademik, berat badan yang rendah, serta stunting.

3. Pahamkan Anak Cara Menghindari Gizi buruk

Pahamkan anak bahwa Gizi buruk dapat dicegah dengan melakukan beberapa upaya berikut ini:

  1. Mengkonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang sesuai kebutuhan.
  2. Mengikuti dan mendengarkan pola asuh makanan dan jajanan yang baik dari orang tua dan guru.
  3. Pemberian ASI eksklusif hingga usia 6 bulan, kemudian dilanjutkan dengan memberikan MPASI yang bergizi lengkap dan seimbang oleh orang tua.
  4. Mengukur tinggi dan berat badan anak secara berkala.
  5. Cepat berobat jika terkena penyakit infeksi.

4. Ajak Anak Mengenali Fenomena dan Ciri Gizi Buruk Di Sekitarnya

Ajak anak mengamati lingkungan sekitarnya dengan tujuan mengamati bahwa Gizi buruk bukan hanya sekedar kekurangan gizi biasa, melainkan serangkaian kondisi yang dapat dilihat secara kasat mata pada diri penderitanya.

Hal ini dapat dikaji secara ilmiah maupun melalui berbagai disiplin ilmu. Fenomena kenaikan angka gizi buruk saat ini menjadi keprihatinan bersama yang harus segera ditangani.

Orang Tua Perlu Paham Kapan Harus ke Dokter

Di samping mengedukasi anak, orang tua sang anak juga perlu dipahamkan agar Segera bawa anak ke dokter jika berat badannya tidak kunjung naik, tinggi badannya berada di bawah garis merah (-3 SD) pada kurva pertumbuhan WHO, atau berat badannya turun drastis.

Orang tua perlu waspada dengan sejumlah gejala lainnya seperti batuk kronis, sesak napas, infeksi saluran kemih berulang, pucat, dan jika mengalami diare berkepanjangan.

Dengan demikian, orang tua akan lebih memperhatikan pemberian nutrisi anak, sehingga akan menjadi lebih efektif.

Pengobatan Gizi Buruk

Anak dengan gizi buruk perlu menjalani rawat inap di rumah sakit agar dokter dapat menstabilkan kondisi dan tanda-tanda vitalnya. Pihak dokter akan melakukan:

  1. Menyelimuti anak untuk menjaga suhu tubuhnya.
  2. Memberikan cairan infus untuk mengatasi dehidrasi.
  3. Mengobati infeksi dengan pemberian antibiotik.
  4. Menyajikan minuman suplemen dengan kandungan vitamin A, zat besi, dan asam folat.
  5. Memberikan vaksin.

Selain upaya-upaya di atas, dokter juga dapat memberikan makanan cair khusus seperti F75, F100, atau ready-to-use therapeutic food (RUTF), melalui mulut atau selang makan secara perlahan dan bertahap.

Makanan tersebut mengandung susu, mentega, minyak, gula, dan kacang yang ditambahkan dengan vitamin dan mineral.

Komplikasi Gizi Buruk

Gizi buruk yang tidak ditangani dapat menyebabkan komplikasi seperti:

  • – Dehidrasi berat
  • – Hipotermia
  • – Anemia
  • – Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
  • – Gangguan pada otak
  • – Rentan terhadap penyakit infeksi berat
  • – Risiko kematian

Pencegahan Gizi Buruk

Gizi buruk dapat dicegah dengan melakukan beberapa langkah berikut:

  • – Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan lengkap sesuai kebutuhan anak.
  • – Menerapkan pola asuh yang baik.
  • – Memberikan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan, kemudian memberikan MPASI yang bergizi lengkap dan seimbang.
  • – Melakukan pengukuran tinggi dan berat badan anak secara berkala.
  • – Segera membawa anak ke dokter jika terkena penyakit infeksi.

Diagnosis Gizi Buruk

Untuk menegakkan diagnosis gizi buruk, dokter akan melakukan wawancara mengenai riwayat kehamilan, pemberian ASI, pola makan, dan lingkungan tempat tinggal anak.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik yang mencakup pengukuran tinggi badan, penimbangan berat badan, serta pengukuran lingkar kepala dan lingkar lengan atas anak.

Hasil pengukuran ini kemudian akan dibandingkan dengan kurva pertumbuhan WHO. Untuk memastikan diagnosisnya, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang seperti:

  1. Tes darah, untuk mengecek kadar Hb (hemoglobin) dan gangguan elektrolit yang sering terjadi pada anak dengan gizi buruk.
  2. Foto Rontgen dada dan tes Mantoux, untuk mendeteksi penyakit tuberkulosis yang sering menjadi penyebab gizi buruk.