Detailsguru.com | Penyakit Kurang Gizi Pada Anak | Kekurangan gizi pada tubuh atau yang dikenal dengan Malnutrisi sangat berpotensi untuk menyebabkan gangguan kesehatan lainnya, seperti defisiensi vitamin, gondok, anemia, kwashiorkor, serta kurangannya asupan protein dan kalori.
Kekurangan gizi atau malnutrisi adalah kondisi yang tidak boleh diabaikan karena dapat memicu berbagai penyakit. Selain dapat menyebabkan stunting, kekurangan nutrisi juga dapat memicu penyakit seperti kwashiorkor, marasmus, dan anemia.
Dampak malnutrisi juga dapat mengganggu kemampuan otak, yang dapat mengakibatkan menurunnya IQ, mudah lupa, berkurangnya kemampuan bersosialisasi, hingga turunnya kemampuan memecahkan masalah.
Berikut adalah beberapa penyakit akibat malnutrisi atau gizi buruk yang perlu diwaspadai pada anak-anak di usia pertumbuhan:
Daftar Isi
Penyakit Kurang Gizi Pada Anak
1. Defisiensi Vitamin
Penyakit Defisiensi vitamin berkaitan erat dengan pola makan kurang tepat serta asupan gizi seimbang yang kurang.
Kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja, namun umumnya lebih berisiko pada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak, karena kelompok tersebut memiliki kebutuhan gizi yang lebih besar.
Defisiensi vitamin atau Kekurangan vitamin karena malnutrisi akan memicu serangkaian gangguan kesehatan lainnya terkait vitamin, misalnya:
Kekurangan Vitamin A
Kondisi ini akan menjadi sebab sulitnya sembuh dari luka, rusaknya rambut, kulit tampak kasar kering, terganggunya nafsu makan, mudah terinfeksi, buta permanen, dan rabun senja.
Kekurangan Vitamin B1
Kondisi ini ditandai dengan gejala badan lesu, kurangnya nafsu makan, dan bahkan depresi.
Penyakit akibat defisiensi tiamin adalah beri-beri. Penyakit ini disebabkan oleh makanan yang kaya akan karbohidrat tetapi rendah tiamin.
Kekurangan Vitamin B2
Gejala defisiensi riboflavin termasuk sakit tenggorokan dengan pembengkakan dan kemerahan pada mulut, cheilosis, stomatitis, glossitis, dermatitis, dan lain-lain.
2. Penyakit Kurang Gizi Pada Anak: Hipokalemia
Hipokalemia adalah kondisi medis yang disebabkan oleh kekurangan kalium. Hipokalemia sering dianggap sebagai komplikasi dehidrasi, diare, atau gizi buruk.
Hipokalemia terjadi ketika tubuh kehilangan terlalu banyak kalium, yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti muntah-muntah, diare berlebihan, penyakit ginjal, atau konsumsi obat diuretik.
Gejala hipokalemia termasuk kram otot, gangguan tekanan darah, sembelit, dan lainnya. Efek serius dari hipokalemia dapat mencakup depresi pernapasan dan aritmia jantung.
3. Hiponatremia
Hiponatremia adalah kondisi yang disebabkan oleh kekurangan natrium dalam darah.
Kekurangan natrium ini merupakan gangguan elektrolit serius yang biasanya terlihat pada orang dengan tingkat hormon antidiuretik sangat rendah (konsentrasi natrium dalam plasma kurang dari 135 mEq/L).
Penyebab utama hiponatremia adalah rendahnya kadar natrium (sodium) dalam darah. Dalam kondisi normal, kadar natrium dalam darah berkisar antara 135–145 milliequivalent per liter (mEq/liter).
Pada penderita hiponatremia, natrium dalam darahnya kurang dari jumlah minimal, yaitu kurang dari 135 mEq/liter.
Penyakit hiponatremia sering terjadi sebagai akibat dari komplikasi penyakit medis lainnya yang serius, seperti diare, muntah berlebihan, dan polidipsia. Gejala khas hiponatremia termasuk mual, muntah, sakit kepala, dan lainnya.
4. Gondok
Gondok adalah penyakit yang sebagian besar disebabkan oleh kekurangan yodium dalam makanan. Gejala khas gondok adalah pembengkakan kelenjar tiroid.
Penyakit ini juga hadir dengan gejala lain seperti sangat rentan pada suhu dingin, metabolism tubuh rendah, rasa lemah, lesu, dan gejala yang sangat mirip dengan hipotiroidisme.
Penyebab utama penyakit gondok antara lain kekurangan yodium.
Seseorang dengan penyakit gondok mengalami turunnya produksi hormone dalam tubuh, keadaan itu kemudian membuat kelenjar pituitary memerintahkan tiroid agar melipatgandakan produksi hormone.
Sinyal ini menyebabkan pembengkakan pada kelenjar tiroid.
5. Anemia
Anemia adalah penyakit kurang darah yang paling umum disebabkan oleh kurang gizi.
Sebenarnya terdapat sangat banyak hal yang bisa menyebabkan anemia, namun di antara yang paling umum adalah kurangnya vitamin B12 dan zat besi.
Kondisi anemia juga dapat menyebabkan penderitanya mengalami sesak napas, kelelahan, pucat, dan gejala lain yang menunjukkan rendahnya jumlah hemoglobin.
Penyakit Anemia sangat erat dengan tubuh yang kekurangan sel darah merah sehat (hemoglobin).
Akibatnya, sel-sel dalam tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen dan tidak dapat berfungsi secara normal (hipoksemia).
6. Penyakit Kurang Gizi Pada Anak: Marasmus
Marasmus adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein dan kalori yang sangat parah, dan merupakan salah satu penyakit yang paling umum pada anak-anak.
Penderita marasmus akan mengalami kondisi kehilangan berat badan drastis bahkan hingga 80% dari berat badan normal. Hal ini membuat penderitanya tampak sangat kurus.
Gejala lainnya termasuk pengecilan otot, kulit kering dan bersisik, serta kulit yang tampak longgar.
Penyebab marasmus antara lain kurangnya asupan nutrisi atau konsumsi makanan yang tidak mencukupi.
Hal ini dapat terjadi karena pola makan yang tidak memadai, mengonsumsi nutrisi yang tidak seimbang, atau kesulitan dalam penyerapan dan pengolahan nutrisi yang benar karena kondisi kesehatan yang mungkin ada.
7. Kwashiorkor
Penyakit ini disebut sebagai jenis penyakit malnutrisi protein yang paling tinggi di dunia. Sepintas, penyakit ini sangat mirip dengan marasmus, namun titik perbedaannya adalah adanya tanda kemunculan edema pada kaki yang menjadi ciri utama kwashiorkor.
Gejala lainnya yang terkait erat dengan jenis penyakit ini adalah dermatitis, gigi gampang keluar, rambut kasar dan tipis, organ hati menjadi besar, dan perut buncit.